Warga Jerman Tolak Ekspor Tank-tank Tempur ke Indonesia
jaringnews.com, 6 Oktober 2012
oleh Silvia Werner
Ada tidaknya permintaan untuk ekspor senjata tidak diberitahukan kepada parlemen dan publik oleh pemerintah Koalisi CDU-FDP di Jerman.
BERLIN, Jaringnews.com – Rencana penjualan 103 buah tank tempur „Leopard 2” dan 50 buah tank pengangkut tentara „Marder 1A3” oleh pemerintah Jerman ke Indonesia mengundang reaksi keras dari masyarakat Jerman. Warga Jerman melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kanselir Federal di Berlin pada Jumat, 5/10. Mereka menolak penjualan tank-tank tersebut ke Indonesia.
Sayangnya, hingga kini Kementerian Pertahanan Jerman belum juga memberitahu secara gamblang kemajuan transaksi penjualan tank-tank tersebut. Informasi yang diberikan pihak kementerian pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Federal Jerman masih simpang siur. Dewan Perwakilan Rakyat Federal Jerman menegaskan bahwa permohonan ekspor secara konkrit belum ada.
„Permohonan seperti itu baru masuk akal, kalau tank-tank sudah mau dikirim. Sepertinya, sudah ada permintaan pemerintah Indonesia untuk pembelian Tank Marder, tetapi izin untuk ekspor tank itu belum keluar,“ tegas Katja Keul dari Fraksi Partai Hijau.
Ia menambahkan, ada tidaknya permintaan untuk ekspor senjata tidak diberitahukan kepada parlemen dan publik oleh pemerintah Koalisi CDU-FDP di Jerman.
Sementara itu, pemerintah Indonesia secara terbuka sudah mengungkapkan keinginannya untuk membeli tank Jerman. Jakarta Post seperti dikutip berbagai media Jerman mengabarkan, kini sudah ada pembicaraan antara utusan pemerintah Indonesia dan anggota Kedutaan Besar Jerman di Jakarta mengenai kiriman Tank Marder. Diberitakan, delegasi perusahaan senjata Jerman Rheinmetall akan datang ke Indonesia untuk membicarakan finalisasi transaksi penjualan dan penandatanganan kontrak.
Seperti diketahui, Rheinmetall adalah produsen tank Marder yang termasyur dan telah dipakai puluhan tahun oleh angkatan bersenjata Jerman. Pada September lalu wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin mengunjungi Jerman untuk bertemu dengan utusan perusahaan senjata, demikian tulisan Jakarta Post. Diberitakan juga, Indonesia ingin membangun industri tank sendiri dan akan menggunakan pembelian Marder sebagai awalnya.
Seperti diberitakan Jaringnews.com sebelumnya, Presiden SBY telah telah menegaskan dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman, bahwa senjata yang akan dibeli tidak akan digunakan untuk kejahatan HAM. Sayangnya, pernyataan itu dipandang lain oleh LSM HAM dan para ahli bidang perdamaian dan konflik dari Bonn International Center for Conversion (BICC).
Menurut laporan BICC, Angkatan Darat Indonesia dipersenjatai untuk penempatan dalam negeri, khususnya untuk pemberantasan pemberontakan. Senjata dari Jerman sudah pernah „digunakan pada konflik dalam negri“, demikian tulisan para ahli.
„Angkatan Darat, juga perlengkapan Angkatan Udara lebih cocok digunakan untuk menghadapi kelompok seperatis daripada untuk perlindungan udara dari serangan luar. Setidaknya, senjata tempur dari angkatan udara pernah digunakan dalam misi tempur di Timor Timur dan di Irian Jaya,“ tulis mereka. (Sil / Deb) ♦