Ini Daftar Pesanan Tank Indonesia pada Jerman
jaringnews.com, 07 November 2012
oleh Silvia Werner
Leopard 2A4 dan Leopard 2 Revolution sudah dikirim untuk dipresentasikan pada pameran senjata “Indo Defence”, Kemayoran, Jakarta 7-10/11.
BERLIN, Jaringnews.com – Menurut informasi terbaru dari Financial Times Jerman, penjualan tank Leopard dan Marder ke Indonesia ternyata bukan bisnis antar pemerintah, melainkan berdasarkan permintaan khusus pada perusahaan Jerman Rheinmetall. Dikatakan oleh Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bahwa order senjata tersebut bernilai 217 juta Euro itu akan dibiayai lewat kredit dari luar negri. Padahal biasanya, senjata bekas dari Jerman dijual lewat kesepakatan antar pemerintah. Menurut Kantor Berita Jerman DPA, pemerintah Indonesia sangat mengharapkan pengiriman tank-tank pertamanya pada 2012 ini. “Semua proses politis dan administratif sudah selesai, kita sekarang dalam tahap produksi,” terang Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta. Seperti diketahui, pesanan Indonesia meliputi 40 tank “Leopard 2A4“, 63 tank “Leopard 2 Revolution“, 10 tank penyelamatan Leopard dan 50 tank pengangkut tentara “Marder 1A3“. Pengiriman lewat Rheinmetall diharapkan selesai pada triwulan pertama tahun 2014. Masing-masing satu prototip Leopard 2A4 dan Leopard 2 Revolution sudah dikirim untuk dipresentasikan pada pameran senjata “Indo Defence”, Kemayoran, Jakarta 7-10/11. Tank Leopard 2 Revolution adalah model Leopard 2A4 yang dikembangkan pada tahun 1980an dan sekarang dimodernisasi dengan konsep MBT (Main Battle Tank) Revolution. Konsep ini dikembangkan oleh Rheinmetall. Menurut berita DPA pada 30 Oktober 2012 lalu, tujuan modernisasi adalah agar tank-tank tersebut disesuaikan untuk pertempuran. Menurut berita LSM Jerman Watch Indonesia!, dalam buku putih TNI terbaru tidak disebutkan adanya ancaman-ancaman luar negri yang berpotensi menimbulkan pertempuran. Dan pada kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel bulan Juli kemarin, Presiden SBY mengungkapkan “tidak akan pernag mengunakan tank atau helikopter pada masyarakat Indonesia. Juga tidak akan melakukan hal itu“ Karena masih dikabarkan adanya kasus-kasus HAM di propinsi-propinsi Papua dan Papua Barat, LSM Aliansi Masyarakat Anti Perdagangan Senjata dengan anggota yang kebanyakan WNI dan LSM Watch Indonesia! di Jerman mempertanyakan pemakaian tank pertempuran tersebut. Dalam acara diskusi Watch Indonesia! di Jerman kemarin, pembela hak asasi manusia terkenal dari Papua, Markus Haluk, menghargai dengan sangat kata-kata tegas pemerintah Jerman di depan dewan hak asasi manusia PBB di Geneva. Pertanyaan dan usulan Jerman pada pemerintah Indonesia di pertemuan tersebut adalah berani dan benar. Mempertimbangkan persetujuan pada ekspor tank yang direncanakan itu, alasan-alasan untuk posisi pemerintah Jerman di pertemuan PBB di atas kurang jelas. Markus Haluk seperti dikutip oleh koran Jerman TAZ “Indonesia menjadi makin demokratis sekarang – kecuali Papua. Dengan ekspor senjatanya ke Indonesia, Jerman ikut bertanggungjawab“. Maksudnya bertanggungjawab tentu saja terkait pelanggaran hak asasi manusi di Irian jika tank-tank Jerman itu benar-benar akan dipakai untuk pertempuran Papua. Markus Haluk menganjurkan, agar politisi Jerman mengunjungi Papua untuk mendapatkan gambaran sendiri tentang situasi konkretnya. (Sil / Deb)