WNI di Jerman Tolak Pembelian 18 Pesawat Tempur Indonesia dari Jerman
jaringews.com, 11 Oktober 2012
oleh Silvia Werner
Indonesia tidak butuh senjata, tetapi uang untuk pendidikan.
BERLIN, Jaringnews.com – 50 perwakilan „Aliansi Masyarakat Indonesia Anti Perdagangan Senjata” bersama dengan organisasi lain seperti Attac dan Gossner Mission menyerukan aspirasi dan kritik mereka di depan kantor Kanselir Jerman, Berlin pada tanggal 5 Oktober lalu. Sekitar 80% dari demonstran adalah WNI yang bertempat tinggal di Jerman.
Untuk mengkritik pelanggaran HAM di Papua dan hak-hak dari kaum minoritas oleh kalangan militer, dipilihlah hari ulang tahun (HUT) TNI sebagai saat untuk menyuarakannya. Mereka berdemonstrasi dengan poster dan spanduk yang menyerukan ketidaksetujuan akan penjualan senjata dari Jerman ke Indonesia, sekaligus mengkritik ketidakterbukaan pemerintah Jerman akan penjualan senjata tersebut.
„Pendidikan, bukan senjata!“ Itulah salah satu seruan yang ditulis di atas spanduk oleh para demonstran. Di saat jutaan warga Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, jutaan warga Indonesia tidak mampu mengenyam pendidikan dan juga tidak mampu membayar pelayanan kesehatan, pemerintah Indonesia seharusnya mengeluarkan banyak dana di bidang pendidikan dan kesehatan, bukan untuk senjata.
Aksi protes ini bermula dari adanya perjanjian jual-beli senjata antara Indonesia-Jerman. Ternyata, Indonesia telah memesan 18 pesawat latihan militer dari salah satu perusahaan bernama Grob yang terletak di Jerman Selatan dengan dana 72 juta Dolar yang sudah dipersiapkan, dimana 6 dari pesawat itu sudah dalam proses produksi. Selain itu, perjanjian pembelian 3 Light Frigate dari perusahaan Lürssen yang terletak di kota Bremen masih dalam tahap proses. Tahap ini dipercaya akan diselesaikan dengan cepat, mengingat direktur perusahaan Friedrich Lürssen sendiri merupakan konsul kehormatan Indonesia di Bremen. Sebelumnya juga diberitakan, pembelian tank-tank tempur Indonesia dari Jerman mengalami kendala. (Sil / Deb)