PDIP, Macan akuarium yang perenung ndomblong
Merdeka.com, 07 Februari 2013
http://www.merdeka.com/khas/pdip-macan-akuarium-yang-perenung-ndomblong-kolom-sableng.html
Kolom Sableng
Reporter: Pipit Kartawidjaja
Nomor empat, ssst-ssstnya Engkong Fengshui, adalah Bintang Mati. Agaknya, penampilan PDI-P dalam pemilu 1999 (33,73 persen suara di DPR) itu bak Supernova -satu ledakan dahsyat yang menandai berakhirnya kehidupan bintang di galaksi-.
Usai bledosan galak beraksi, cahayanya kian meredup byar pet (18,31 persen suara di DPR pemilu 2004 dan hanya 14,01 persen suara di DPR pemilu 2009). Dalam hitungan tahun cahaya, kurun waktu antara 1999 s/d 2009 itu sekejaplah adanya. Dead Star, masih ssst..ssstnya Engkong Fengshui, bikin stres. Maklum, kepulan asap kemenyan menjelaskan, angka empat mempunyai lawan dalam dirinya sendiri dan sukar berteman.
Tapi bagaimana hal ini bisa terjadi? Kelahiran PDI-P ini ruwet.
Beda dengan Partai Keadilan, pada tahun pemilu 1999, PDI itu tampil dengan PDI BH (Budi Hardjono) dan PDI-P MM (Mbak Mega) -kutukan kisah lawan dalam dirinya sendiri. Ini karena tata surya Orde Barusan hanya mengakui PDI BH. Jika gaya gravitasi sang Bintang Empat sudi menerima Megawati sebagai ketua PDI 1993-98 dalam tata surya Orde Barusan, mungkin PDI-P gak lahir. PDI-P akan seperti PPP atau Golkar.
Maka, dalam wikipedia, PDI-P disebutkan didirikan 1999, tapi penerus PDI, kelahiran 10 Januari 1973, Rebo Wage, dina ala (hari buruk), berwuku Langkir, dibosin oleh Bethara Kala, beraura panas, sehingga gak bisa dijadikan tempat berlindung. Kala pemilu 1999, PDI-P mujur, sebab yang kejatuhan aura panas itu justru PDI BH dengan perolehan dua kursi -sesuai dengan jumlah penghuni BH.
PDI-P dideklarasikan 14 Februari 1999, kendati menurut KPU, 1 Februari 1999 adalah tanggal pendiriannya. Kalau 4 Juli harinya declaration of independence diakui sebagai kelahiran AS, maka penerawangan PDI-P jadi sukar. Akibat ngaku penerus, PDI-P mestinya punya tiga tanggal kelahiran. Karena tidak tega menerawang hari deklarasi, maka 10 Januari 1973 dan 1 Februari 1999 dipilih sebagai acuan ramalan.
Gara-gara PDI berwuku Langkir beraura panas, maka kala itu, jika hendak berlindung, mesti berada dalam gaya gravitasinya Bintang Empat. Kemunculan gas Marhaenisme tahun 1993 yang menggumpal menjadi Mega dahsyat itu, mau tak mau nabrak Bintang Empat -yang juga diruwetkan oleh gaya gravitasi Bintang Pamungkas.
Alhasil, timbulah perhelatan kolosal di tata surya Orde Barusan, misalnya Supernova Gambir 20 Juni 1996 dan Supernova 27 Juli 1996. Dalam perhelatan kolosal itu, the rising star PRD habis dilumat oleh gaya gravitasinya Bintang Empat. Tabrakan disertai ledakan-ledakan mercon, mesiu, dan kemenyan itu lantas melahirkan dua bintang lima dan kemudian planet PDI-MM.
Kelahiran planet baru PDI-MM itu gak menguntungkan, karena Supernova Gambir 20 Juni 1996, Kamis Legi, berwuku Gumbreng. Berdasarkan wetonnya, sangar menakutkan (komplementer dengan aura panas) dan demennya kena tipu melulu. Lantas Supernova 27 Juli 1996, Setu Pon, berwuku Galungan. Menurut wetonnya banyak dimusuhi (juga komplementer dengan aura panas).
Kemudian, hari penjelmaan PDI-MM menjadi PDI-P tanggal 1 Februari 1999 adalah Senin Pahing, berwuku Mahanil, di bawah naungan Bethara Gatra. Sesuai wetonnya, PDI-P sering kena tipu. Berdasarkan shio dan bintangnya, PDI-P itu Tikus Capricon: dungu dan sukar maju. Lalu PDI-P sebagai penerusnya PDI itu Macan Aquarius: perenung dan suka menyendiri. Cocoklah duduk-duduk di kursi ketua MPR.
Naga-naganya, perubahan tikus menjadi macan ini gak tunduk pada hukum evolusi, melainkan hukum revolusi belum selesai. Kloningannya bukan Jatasura seperti dalam hikayat Ramayana, tapi macan akuarium. Ndomblong melulu, walau kena tipu.
Buktinya? Dalam pemilu DPR 2004 kecurian minimal empat kursi, waktu kursi Aceh dikadalin nambah; lalu kala Sumut, Lampung, Sumsel dan NTB masing-masing diakalin kecopet satu kursi. Juga dalam pemilu DPR 2009: di daerah basisnya, misalnya Jatim VI, PDI-P lagi-lagi kecolongan satu kursi, ketika kursi Jatim nambah satu.
Nah, kalau sudah kegangsir, terawangannya bilang, jarang bisa menemukan kembali. Belum kasus Mbak Mega yang telat mresiden gara-gara ketidak kompatibelan perangkat kerasnya. Untungnya, wuku Mahanil ini kuat menderita -namanya juga perjuangan. Barangkali, Maharani itu ada kaitannya dengan Mahanil.
Sebagai kompensasinya, masih berdasarkan wetonnya, PDI-P selalu ingin memiliki barang. Wajar, jika kombinasi ini membuat PDI-P menjadi perenggut medali perak dalam perjuanganya di arena pekan olahrabaraba -seperti rilis Seskab Dipo Alam tentang kader parpol yang tersangkut korupsi.
Selain daripada itu, menurut wetonnya, wataknya itu was-was dan curiga. Juga terhadap seakuariumnya sendiri. Maka, ketua partai dan ketua fraksi haruslah seseperiuk nasi. Tapi, berbeda dengan sistem parlementerisme, sang presiden dapat memainkan jurus kooptasi oposisi, misalnya dengan menawarkan Taufik Kiemas pos jabatan ketua MPR.
Artinya, PDI-P dibikin harus melawan dirinya sendiri. Katanya, PDI-P oposisi, tapi kok sekaligus rekonsialisasi. Langkah SBY tersebut, dapat mengancam PDI-P jadi keropos tersisih dan dapat memaksa Taufik berkemas dari akuarium, bahkan mungkin harus berbeda periuk nasi.
Dalam sistem Presidencialismo Brasil dan Uruguay misalnya, Presidente da Republica gemar mengkooptasi oposicao lewat bagi-bagi pos-pos jabatan. Gunanya ya, mengacau oposicao, memperkuat posisi Presidente da Republica terhadap partidonya dan coalizao, serta memperkokoh disiplin fraksi gabungan. Inilah salah satu penyebab lemahnya sistem kepartaian di sana.
Nah, menggugah bintang mati itu, slametan PDI-P harus minimal dua kali dengan dua jenis sesajen: (a) nasi pulen dang-dangan senilai zakat fitrah, lauknya daging kambing atau ikan air di lembaran, bermacam-macam 9 sayur dan (b) nasi liwet lauknya ayam dan ikan air, sayur bermacam-macam, sambal gepeng. Selain mentraktir Bethara Kala dan Bethara Gatra, lewat slametan ini, diharapkan kepulan kemenyan, hawa kambing, asap ayam, bau ikan dan gas lainnya itu dapat menggumpal menjadi mega, lalu ketarik oleh gaya gravitasi dead star agar menimbulkan supernova, sehingga sang dead star dapat menggeliat bangun.
Tapi ingat, selametan tersebut belum sempurna. Sebab, terawangan ini mengabaikan tanggal deklarasi 14 Februari 1999. Maka, jalannya perjuangan PDI-P itu memang masih sangat puanjaaaaaaaaang.