Tolak Senjata Jerman untuk TNI
matanews.com, 12 Oktober 2012
http://matanews.com/2012/10/05/tolak-senjata-jerman-untuk-tni/
Tidak ada Bukti Indonesia Terancam
PENGADAAN alat utama sistem senjata (Alutsista) modern dan canggih dari Jerman harus ditolak, karena TNI dianggap tidak bisa memberi alasan jelas tujuan keperluannya.
Disebutkan, sebanyak 103 tank jenis Leopard dan 50 tank jenis Marder, serta kemungkinan berbagai jenis senjata militer lainnya, sedang dinegosiasikan Pemerintah Indonesia dengan Jerman, untuk memperkuat Alutsista TNI.
Menurut release Aliansi Masyarakat Indonesia Anti Perdagangan Senjata yang diterima matanews.com, Kamis, 5 Oktober 2012, Pemerintah Jerman ingin merahasiakan perdagangan ini, walau Pemerintah Indonesia sudah mengakuinya.
Indonesia sebagai negara maritim seharusnya mengutamakan persenjataan militer yang bisa dipergunakan di laut, bukan justru pertimbangan kompetisi dengan negara-negara tetangga ASEAN, atau sekedar dianggap keren memiliki helikopter dan rudal tempur dari Amerika Serikat, atau pesawat tempur dari Spanyol, Rusia dan Brasil, atau pelatihan pilot dari Cina, serta kapal siluman berlinsensi Jerman dari Korea Selatan.
„Sebenarnya sampai saat ini belum ada bukti, Indonesia bisa terancam dari pihak luar. Oleh siapa? Sehingga penggunaan senjata oleh militer untuk menakut-nakuti dan menghajar rakyatnya sendiri,” kata release tersebut.
Aliansi menyerukan, Indonesia tidak butuh senjata dari Jerman melainkan, pendidikan, perdamaian dan mendorong penegakan hak asasi manusia (HAM), mengingat sampai saat ini, masih banyak bekas pejabat tinggi militer yang harusnya ikut bertanggung jawab akan pelanggaran HAM, malah punya posisi penting di TNI maupun di partai politik.
Bahkan berbagai kasus pelanggaran HAM berupa penyiksaan, tembak mati, penangkapan sewenang-wenang yang diduga dilakukan militer Indonesia di Papua, dan pelanggaran HAM berat masa lalu, seperti pembunuhan terhadap pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI), Timor Timur (kini Timor Leste), penculikan aktivis 1997/1998 dan pembuhan aktivis Munir, tidak diselesaikan Pemerintahan SBY, termasuk menghukum para pelakunya.
Namun menurut Presiden SBY, Alutsista TNI akan semakin lengkap dan modern dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan negara yang semakin meningkat. Prioritas mengganti alutsista dengan yang baru sekaligus dengan yang lebih modern, tetap mengacu pada pembangunan postur TNI menuju tercapainya minimum essentials force.
„Sama sekali tidak ada niat kita untuk menggelorakan perlombaan senjata di kawasan ini. Tidak ada pula niat kita untuk menjadi sebuah bangsa yang agresif secara militer,” tegas Presiden SBY dalam pidato perayaan HUT TNI di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2012.|*the.che.re.pres.inf|