Partai NasDem, terwelu sangar menakutkan
Merdeka.com, 17 Januari 2013
http://www.merdeka.com/khas/partai-nasdem-terwelu-sangar-menakutkan-kolom-sableng.html
Kolom Sableng
Penulis: Pipit Kartawidjaja
Partai Nasdem (Nasional Demokrat) adalah partai baru sebagai peserta pemilihan umum untuk anggota legislatif periode 2014-2019. Mbrojolnya 26 Juli 2011. Maka, NasDem itu bershio kelinci berbintang Leo. Kelihatannya tenang, akan tetapi siap untuk mencakar. Boleh dibilang, air tenang itu memang ada menghanyutkan kata pepatah. Sampai-sampai Jusuf Kalla pernah mengaku bingung, NasDem itu partai atau ormas. Gak gampang memang, mbedain terwelu dengan marmut.
Ketenangannya itu, ada ngepas betul dengan hari kelahirannya, Kamis Paing, yang sangar menakutkan –apalagi kalau tersinggung– dan penuh perhitungan. Maksudnya, barangsiapa berwajah brewok menyeramkan, haruslah bersikap tenang agar bisa cermat berhitung. Pasalnya, penampilan sangar menakutkan itu merekrutkan banyak musuh. Ciri-ciri tersebut memang merupakan kekhasannya makhluk berwuku Mandhasiya, di bawah naungan Bethara Brama.
Tapi, penampilan sangar menakutkan itu merupakan modal utama demi menyelubungi kelemahannya yang ada dihinggapi perasaan selalu was-was dan curiga. Di samping itu, bani berwuku Mandhasiya ini bertenaga kuat, termasuk angpaunya, dan tahan lapar pula. Bisa diduga, kalau para legislator NasDem duduk atau duduk-duduk di Senayan, dipastikan akan mengabaikan uang makan – kiat penghematan anggaran DPR.
Dari hari kelahirannya itu, NasDem bersifat berselera tinggi dan tidak mau dilebihi orang lain. Barangkali, kalau pesaing lainnya bisa nabrak orang pakai BMW, maka „gua nabraknya harus pakek tank“. Walaupun berselera tinggi, namun peluang buat mbludus ke DPR belum tentu menjadi besar, sebab menurut terawangan mistis supranatural, cita-citanya sering gak kesampaian dan hartanya kerap ludes. Maklum, aralnya itu ya sering ketipu. Dan kalau sudah kecopetan, jarang bisa menemukan kembali dan bahkan juga kembaliannya.
Barangkali, gara-gara keok dalam hal tipu-menipu itu, maka disarankan agar makhluk berwuku Mandhasiya kelahiran Kamis Paing ini untuk tidak bepergian atau membuat sumur (bermakna mistis menggali atau menggali-gali). Makanya, agar gak berpelesiran, kalau kampanye cukup lewat jurus Coan-im-jip-pit (mengirim suara dari jauh). Yang penting, saban hari umpamanya tampak mejeng dan sliwar-sliwer di layar kaca. Jika saran buat tidak membuat sumur dipatuhi, maka Lapindo dipastikan tidak bakal terjadi. Atau, setoran BUMN gak usah dicemaskan digali-gali.
Berpenampilan sangar menakutkan itu tidak membuka topeng yang sesungguhnya. Dalam kisah perwayangan, gak sedikit gembong berwajah sangar mengerikan macam Werkudara atau Resi Bagaspati. Namun, keduanya ini toh berbudi pekerti jempolan. Sesungguhnyalah, makhluk berwuku Mandhasiya itu menjadi tempat berlindungnya orang susah dan merana — paling tidak, Ferry Mursidan Baldan, Jefry Geovanie dan Victor Laisodat patut ditanggap buat berkaraokean. Naga-naganya di astana lamanya, mereka ada tersisihkan menjadi anak-anak tiri, lantaran Golkar yang berwuku Kurantil itu demennya selingkuh, bila astaganya girang bangun.
Lebih dari itu. Wuku Mandhasiya berpotensi buat mengobati penyakit. Gak keliru jika umpamanya Cak Nun mengompori, agar Surya Paloh direvolusi seradikal mungkin, bahkan kalau perlu lewat santet, buat mengantarkan kita orang menuju Indonesia baru dan adil.
Kendati kelahiran Kamis Paing gak luput disusupi unsur-unsur yang dianggap negatif, tapi NasDem bermujur adanya, lantaran meraup nomor urut satu itu. Berdasarkan terawangan kepulan asap kemenyan, angka satu melambangkan matahari dan segala sesuatu yang kuat, individual, kreatif, bisa bersifat egois, tidak mengenal kasihan dan keras kepala bila ditentang. Dilahirkan untuk menjadi pemimpin, ambisius dan aktif, acapkali dominan dan agresif. Juga merupakan angkanya para pelopor, pemimpin dan pemenang. Malahan, angkanya seorang tiran! Joseph Stalin, dedengkotnya Gulag Uni Soviet pun, bershiokan terwelu.
Menurut bocorannya engkong Fengsui, angka satu ini disebut bintang fulus dan ada selalu menguntungkan. Maka, biar sebagai partai bau kencur, akal bulusan parliamentary threshold 3,5 persen itu bakal enteng diterjang oleh cakaran agresif dan dilampaui oleh lompatan ambisius kelinci kreatif, apalagi kalau pemilu diselenggarakan pada hari Minggu, hari keberuntungannya.
Sialnya, Partai Hanura, peraup nomor urut sepuluh itu, bisa menikam. Maklum, angka primernya juga satu (10 diurai jadi 1+0 = 1). Naga-naganya, slametan harus ada dibikin. Sesajennya nasi ambeng dua, lauknya ayam merah dimasak pindang ditambahi among-among (nasi tumpeng yang diberi kuluban sayur). Mudah-mudahan, Partai Hanura sudi gak merecoki, kalau perlu berkompromi atau berkoalisi. Maklum, pelindung Partai Hanura, favoritnya juga ayam merah, cumak beda nasi.