Ayo Berpolitik!
Merdeka.com, 26 September 2013
http://www.merdeka.com/khas/ayo-berpolitik-kolom-sableng.html
Kolom Sableng
Penulis: Pipit Kartawidjaja
Adalah seruan Ahok kepada generasi muda. Katanya, anak muda harus berani berpolitik. Masa depan Negara ini dan nasib ratusan juta rakyatnya ada di generasi muda. Jika generasi muda tidak berani dan tidak bersedia berpolitik; tidak berani dan tidak bersedia mempertahankan nurani dan kejujuran apapun harganya, maka mimpi tentang Indonesia yang ada dalam visi para pendiri Negara ini hanya akan jadi mimpi belaka.
Sesungguhnya, berpolitik itu lumrah. Ayolah bertamasya ke Jerman, lokasi para anggota DPR dan para pejabat berstudi banding.
Sejak dini, die Kinder (anak-anak) disuapin pendidikan politik. Bisa ditengok misalnya dalam Politik fuer Kinder (Politik Buat Anak-Anak), terbitan Bundes-/Landeszentrale fuer politische Bildung alias Lembaga Urusan Pendidikan Politik milik Negara Federal atau Negara Bagian (setara provinsi).
Misalnya terbitan Lembaga Pendidikan Politik Provinsi Niedersachsen:
“Apa kamu pernah tahu arti politik? Belum? Ringkasnya: politik adalah segenap disain dan ketentuan yang mengatur kehidupan bersama di dalam satu negara, provinsi sampai ke kelurahan. Bukan hanya untuk orang-orang dewasa, tapi anak-anak pun terkena akibatnya. Jadi juga kamu! Apa? Kamu gak percaya? Jika begitu, inilah beberapa contohnya.
Mata pelajaran yang harus kamu pelajari di sekolah itu diputuskan di Kementerian Pendidikan oleh Menteri Pendidikan. Sang Menteri itu politisi. Tentu saja, sebelumnya ada perembukan dengan para guru atau non-politisi yang menguasai bidangnya. Buntutnya, lahir satu kurikulum tentang mata pelajaran yang harus kamu kuasai. Ini contoh politik pendidikan, yang kamu rasakan setiap hari, jika kamu di sekolah.
Atau larangan nonton film tertentu sebab masih terlampau muda, yang diatur oleh undang-undang buah para politisi demi melindungi anak-anak. Perlu satu contoh lagi? Dekat apartemen kamu, ada Kinderspielplatz (tempat bermain anak-anak). Keberadaan Kinderspielplatz yang gratis tertera dalam undang-undang produknya politik.
Politik dapat dilakukan oleh setiap orang. Jika kamu boleh ikut menentukan disain Kinderspielplatz atau keharusan kendaraan melaju lambat di depan sekolah, maka kamu berpolitik.
Jadi, politik itu bukan cuma buat politisi dan orang dewasa. Hal-hal yang terjadi di luar rumah adalah politik. Segenap perkara di wilayah umum diatur oleh politik (contoh: tempat bermain anak-anak, sekolah, lalulintas, polisi dll).
Dalam buku pendidikan politiknya siswa/i sekolah menengah atas disebutkan antara lain, politik juga menyangkut peluang beruniversitas dan bekerja. Atau pergantian nama jalan dan ongkos transportasi umum. Perkara tersebut adalah karya eksekutif dan legislatif yang dicontreng oleh warga negara pemilih.
Maka, pendidikan politik anak-anak di Jerman itu guampaaaangnya kebangeten. Keinginan warganegara nan politis itu akibat pengalaman pahit sejarah Jerman. Lewat berpolitik diharapkan bisa mencegah kehadiran kediktatoran Si Kumis atau Palu Arit.
Maka umumnya, karyawan resmi di Jerman (pegawai, buruh atau pegawai negeri) berhak cuti sepekan buat pendidikan politik, di samping hak cuti 6 minggu per tahunnya. Dan enteng pula. Misalnya di tetangga buat mengenal tetek bengek dan bengaknya negara itu.
Walhasil, para mahasiswa/i Indonesia di Jerman, pelaku aksi-aksi damai sebagai bentuk kepedulian terhadap negaranya, telah ngalab secara baik ilmunya tuan rumah. Para politisi Jerman gak bakal mencibir, sebab tugas politisi itu menggodok kegelisahan mereka. Maka, dari sikapnya selama ini, dipastikan Foke gak mengenal budaya Jerman, meski pernah dan lama tinggal di Jerman.
Bila warga negaranya republik yang demokratis ogah berpolitik atau berpolitik dicibir dan dipersulit, sebaiknya Republik Indonesia digubah jadi kerajaan. Warga negara dicoret, ganti hamba atau kawula.
Kali Ahok pejabat pertama era reformasi yang mengajak generasi muda berpolitik. Naga-naganya berkat brojolan 29/06/1966, Kuda Cancer, kuda liar. Kutukan wukunya Landhep: baik buat mengasah pedang. Pedang politik.
Ahok, kamsiaaaaa!!