Pantau Lingkungan Hidup
Jambi Ekspres, 21 November 2007
Marianne Klute, begitulah nama wanita yang berasal dari Jerman ini dipanggil. Kemarin dia datang ke Jambi dalam rangka meneliti dampak lingkungan yang bisa ditimbulkan dari banyaknya perkebunan sawit. Dalam penelitiannya tersebut, selain mendengar aspiransi dari masyarakat, dia juga mendatangi para pemimpin DPRD. Kemarin, dia mendatangi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, H. Suwarno Soerinta.
„Jika kita sudah mengetahui dampak kepada masyarakat, kita bisa mendorong pemerintah Eropa agar jangan menaikkan terus kebutuhan akan minyak nabati,” ucap Marianne yang mengaku sekitar lima hari berada di Jambi.
Dikatannya, sekarang ini di negerinya Jerman ada dua isu yang menarik yang sering diangkat. Diantaranya adalah perubahan iklim dan kekurangan energi. Di negerinya, katanya, saat ini sudah ada kebijakan yang mengatur energi alternatif yang harus dipakai. ”Salah satunya adalah kebijakan bioful dalam solar,” sebutnya.
Dengan adanya kebijakan tersebut, katanya, di negerinya, sebagian lahan yang dulunya digunakan sebagai tempat bercocok tanam gandum dan tempat makan ternak, berlalih fungsi untuk tanaman nabati. Hanya saja, hal itu tidak cukup. Sehingga banyak diantara perusahaan yang membeli minyak sawit dari negara luar, terutama Indonesia. ”Di bulan Januari nanti atau Pebruari, ada undang-undang baru di negeri Eropa dimana target penggunaan minyak sawit ini akan naik,” ujarnya.
Dengan naiknya target tersebut, katanya, pihaknya khawatir Indonesia akan membuka jutaan lahan untuk sawit. Dengan banyaknya lahan sawit ini, sebutnya, akan membuat ancaman baru buat keamanan pangan. ”Saya ingin melihat apakah ada ancaman baru buat keamanan pangan,” tuturnya, sambil mengatakan di Jambi belum dapat kesimpulan apa-apa. (arm)