(Deutsch) Herbsttagung des Doktorandennetzwerks Indonesien 2010
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 10:21 in Indonesia, Publikasi, Masyarakat & Agama, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) Herbsttagung des Doktorandennetzwerks Indonesien 2010
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 10:21 in Indonesia, Publikasi, Masyarakat & Agama, Watch Indonesia! dalam Media
Menanti Bumerang Upaya Pemangkasan
Kompas, 11 Januari 2011
Sidik Pramono
Turki, 1950. Merasa terancam lawan, Republican People’s Party (Cumhuriyet Halk Partisi) mengubah sistem pemilu dari mayoritas mutlak ke sistem mayoritas sederhana. Alih-alih menang, CHP yang memperoleh 69 kursi malah keok oleh Democratic Party (Demokrat Parti) yang memborong 470 kursi.
Pascakudeta militer 1982, ditetapkan ambang batas 10 persen dengan cara perhitungan suara varian d’Hondt. Merasa mendapat angin untuk bisa menang kembali, Cumhuriyet Halk Partisi (CHP) mendukungnya. Alih-alih kembali berkuasa, perolehan CHP dalam pemilu justru semakin merosot. Pada Pemilu ... baca semuanya
Posted on 01:38 in demokrasi, Pemilu & Partai Politik, Indonesia, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
Biarkan, Setgab bakal Bubar Sendiri
Media Indonesia, 23 Desember 2010
Penulis : Anata Syah Fitri
JAKARTA–MICOM: Koalisi partai dalam sekretariat gabungan (setgab) saat ini adalah koalisi yang rapuh dan tak solid karena transaksional politis sehingga rapuh dan hanya berdasarkan pada kepentingan poltik masing masing parpol anggota koalisi. Ketua Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti mengatakan, keberadaan setgab saat ini hanya tinggal menunggu waktu menuju bubar.
“Tak usah dibubarkan pun akan bubar dengan sendirinya, tinggal menunggu waktu saja. Kalau kita lihat, mereka sekarang bertahan hanya karena para petinggi ... baca semuanya
Posted on 00:21 in demokrasi, Pemilu & Partai Politik, Indonesia, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) Angesagt – aus der Arbeit von Watch Indonesia!
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
(Deutsch) „Justice for Munir, Justice for all“
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 03:26 in Keadilan dan Hukum, Hak Asasi Manusia, Indonesia, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) „Folter ist in Indonesien kein Einzelfall“
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 19:17 in Hak Asasi Manusia, Indonesia, Tanah & Hak Masyarakat Adat, Papua, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
Politisi, Antara Datang dan Pergi?
Suara Pembaruan, 02 Oktober 2010
Oleh: Boni Hargens
Darf ein Politiker einfach gehen? Begitu headline Mingguan Die Zeit edisi 22 Juli 2010 yang saya beli di supermarket dekat penginapan di Berlin. Mungkinkah seorang politisi pergi begitu saja?
Berita ini membahas perilaku politik politisi dua generasi yang berbeda antara generasi lama seperti jamannya Helmut Kohl dan generasi belakangan seperti Roland Koch, Horst Kohler, ataupun Ole von Beust. Masa Kohl, politisi tak mudah meninggalkan jabatan. Apapun yang terjadi, mereka memikul segala bentuk ... baca semuanya
Posted on 19:56 in demokrasi, Pemilu & Partai Politik, Indonesia, Hukum & Tata Negara, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) Indonesien – Inselmosaik zwischen den Ozeanen
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Posted on 02:20 in Sejarah & Tinjauan, Indonesia, Publikasi, Masyarakat & Agama, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) »Wir sind nicht die Palmöl-Polizei«
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 18:10 in Agro Fuels, Indonesia, Publikasi, Hutan hujan, Lingkungan Hidup & Klima, Watch Indonesia! dalam Media
Imajinasi Keindonesiaan Rabu
Media Indonesia, 18 Agustus 2010
Oleh Boni Hargens, Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia
Di sebuah seminar yang menarik di Berlin (Jerman) beberapa waktu lalu, diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI), seorang mahasiswa yang hadir mengajukan pertanyaan yang sinikal: sampai kapan Indonesia bisa benar? Kata benar di sini bermakna plural sehingga jawabannya pun jamak. Namun, pertanyaan itu memaksa kita membongkar tesis tua soal apa itu bangsa. Ernest Renan (1882) dan para penganut nasionalisme konstruktivis lainnya ... baca semuanya
Posted on 00:37 in demokrasi, Indonesia, Masyarakat & Agama