Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Jakarta, Kompas – Penataan organisasi Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara pemilihan umum harus dilakukan segera. Sebagai lembaga yang baru, perangkat KPU terhitung tambun dengan keberadaannya secara permanen sampai di tingkat kabupaten/kota. Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwas), Didik Supriyanto, kepada Kompas di Jakarta, Jumat (1/10) siang, menunjukkan beban yang terlalu besar jika organisasi permanen KPU sampai di tingkat kabupaten/kota, terutama menyangkut masalah anggaran. Sekalipun ditambah dengan tugas sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah secara langsung, menimbang beban ... baca semuanya
PEMILU legislatif dan presiden di dalam negeri yang baru saja berakhir dinilai beberapa kalangan berlangsung sukses. Pujian juga banyak diberikan berbagai pihak internasional, karena tanpa diduga Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu secara demokratis, aman, damai dan lancar. Benarkan demikian?
Jika dilihat sepintas, proses pemilu, khususnya pemilu legislatif memang berlangsung demikian. Namun, seorang aktivis demokrasi Pipit R. Kartawidjaja melakukan pengkajian terhadap proses ... baca semuanya
Jakarta, Kompas – Dengan kekuatan partai politik pendukung di dalam parlemen yang bukan kekuatan mayoritas, presiden dan wakil presiden terpilih berada dalam posisi lebih sulit untuk mewujudkan janji-janji kampanye. Untuk itu, semenjak awal, presiden harus mengikhtiarkan pembentukan koalisi sebagai upaya menghindari “kemogokan” parlemen yang bakal menyulitkan eksekutif untuk menjalankan programnya.
Pendapat tersebut disampaikan pendiri Watch Indonesia di Berlin, Pipit Rochijat Kartawidjaja, saat peluncuran buku Catatan atas Pemilu ... baca semuanya
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Tragedi 1965 perlu dilihat sebagai konsekuensi permusuhan komunis dengan Islam sejak 1948. Tahun 1965/1966 kelompok Islam bersekutu dengan Angkatan Darat menghancurkan PKI. Menurut Anthony Reid (Revolusi Nasional Indonesia, 1996), peristiwa Madiun 1948 penting bukan hanya jatuh korban cukup besar pada kedua pihak, tetapi karena warisan kebencian yang ditinggalkan antara kelompok kanan (santri) dan kiri (abangan). Persiapan menyongsong pemilu 1955 memperuncing keadaan, fatwa komunisme identik dengan ateisme dikeluarkan ... baca semuanya
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman