Surabaya (BM) – Sejumlah pihak masih menyangsikan pelaksanaan Pemilu 2014 nanti bisa bersih dari praktik money politic dan jual beli suara. Jika bercermin pada lemahnya kontrol dan pengawasan dari Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu, potensi terjadinya kecurangan itu boleh jadi masih sangat terbuka.
Demikian analisa Pakar Matematika Pemilu, Pipit Rochijat Kartawidjaja. Pegawai Publik di LASA Brandenburg Jerman ini menerangkan, Pelaksanaan pemilu yang bersih, jujur dan adil adalah impian semua masyarakat. Tapi dalam realisasinya ... baca semuanya
Skalanews – Wacana Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) untuk menggaet Soekarwo ataupun Khofifah Indar Parawangsa sebagai calon wapresnya dinilai sebagai tindakan blunder.
Hal ini dikatakan Ahli Matematika Pemilu, Pipit Rochijat Kartawidjaja bahwa tindakan ini akan menghancurkan Partai Demokrat yang diwakili Soekarwo ataupun NU (Nahdlatul Ulama) yang diwakili oleh Khofifah Indar Parawangsa.
Karena, lanjut Pipit sistem menggandeng ... baca semuanya
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
http://indonesiarayanews.com/read/2013/11/21/88705/pemilu-serentak-tak-untungkan-masyakarat-
@IRNewscom | Jakarta: WAKIL Ketua Komisi II DPR Hakam Naja mengatakan wacana pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah, legislatif dan presiden secara serentak tidak menguntungkan masyarakat, karena jika pemilu dilakukan berbarengan cenderung menghasilkan kekuasaan lebih luas bagi Presiden terpilih.
“Pemilihan legislatif harus terpisah dengan eksekutif. Itu pun karena, jika terpisah, dapat menjadi pilihan untuk masyarakat. Misalnya, katakan saja, masyarakat merasa salah pilih di Pemilu Legislatif, mereka dapat mendapatkan kesempatan lagi untuk memilih ... baca semuanya
http://koran-sindo.com/node/345034
JAKARTA – Sistem presidensial yang diterapkan di Indonesia dinilai tidak jelas dan belum sepenuhnya dijalankan. Kondisi seperti itu berpengaruh besar terhadap efektivitas jalannya pemerintahan yang ada.
Pengamat pemilu Pipit Rochijat Kartawidjaja mengatakan, sistem presidensial di Indonesia seharusnya punya rujukan dan kiblat yang jelas. Pasalnya, sistem presidensial yang diterapkan sekarang berbeda dengan sistem presidensial yang dijalankan di Amerika Serikat dan Amerika Latin.
”Indonesia ini ingin nyontoh siapa. Kalau mau mencontoh sistem di Amerika Serikat, ... baca semuanya
http://www.antaranews.com/berita/405505/multipartai-dalam-sistem-presidensial
Jakarta (ANTARA News) – Sedikitnya ada 44 negara, termasuk Indonesia, yang menerapkan sistem presidensial. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia hanya ditemani Filipina dan Myanmar yang menerapkan sistem itu.
Sedangkan di benua Amerika, sebagian besar negaranya menerapkan sistem presidensial seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, Meksiko, Argentina, Chile, Bolivia, Uruguay, Paraguay, Venezuela, Costa Rica, Ekuador, El Salvador, Guatemala, Colombia, Honduras, dan Nicaragua. Di Asia terdapat Afghanistan dan Turkmenistan. Sementara di Afrika antara lain ada Sudan, ... baca semuanya
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
http://www.merdeka.com/khas/multikepartaian-sederhana-dan-beri-beri-kolom-sableng.html
Merdeka.com – Kata Eyang Michael Coppedge, di presidensialisme Venezuela 1973-88, sistem kepartaiannya di parlemen two-and-a-half-party system. Tergolong dwi-partai.
Di parlementerisme Jerman, pemilu Bundestag (DPR) 21/09/2013 lalu, 34 partai ikutan dan cuma 5 partai boleh melegislatif. Walau 5 partai, sistem kepartaiannya dibilang 2,8-party system. Tergolong dwi-partai.
Di parlementerisme Britania, pemilu House of Commons (DPR) 06/05/2010, yang ikutan 67 partai. Hasilnya, 11 partai melegislatif. Biar 11 partai, tapi sistem kepartaiannya dikata 2,6-party ... baca semuanya
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman