(Deutsch) Buchbesprechung: „was ich fordere, ist veränderung!“
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 22:06 in Hak Asasi Manusia, Indonesia, Publikasi, Masyarakat & Agama, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) Buchbesprechung: „was ich fordere, ist veränderung!“
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 22:06 in Hak Asasi Manusia, Indonesia, Publikasi, Masyarakat & Agama, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) »Ich will nur, dass du am Leben bist«
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 07:07 in demokrasi, Sejarah & Tinjauan, Hak Asasi Manusia, Indonesia, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) R.I.P. Bung Soenarto
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 04:30 in demokrasi, Keadilan dan Hukum, Hak Asasi Manusia, Indonesia
(English) Life, interrupted: Documents from Berlin
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Inggris
Antara Optimisme dan Kerinduan yang Menggugat
Jawa Pos, 15. Nopember 2018
Catatan dari Konferensi Law And Justice: 20 Tahun Reformasi Indonesia di Berlin
Oleh: KY Karnanta[1]
“Those who do not remember the past are condemned to repeat it.”
(George Santayana)Membincang Reformasi 1998 dari sudut pandang peneliti Eropa dan Indonesia menyajikan dua hal. Pertama, dialektika silang pandang antara ‘orang-luar’ dan ‘orang-dalam’ dalam memandang Indonesia terkini. Kedua, perasaan ‘optimisme’ dan ‘kritisisme’ yang bertaut dalam kerinduan dan kegelisahan terhadap Indonesia ... baca semuanya
(English) Invitation: Conference: ‚Law and Justice: Indonesia 20 Years after Reformasi‘
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Inggris
(Deutsch) Den inneren Frieden bewahren
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Kisah Lelaki yang Nekat Menggebuk Presiden Suharto
VICE, 05 April 2018
https://www.vice.com/id_id/article/wj7z59/kisah-lelaki-yang-nekat-menggebuk-presiden-suharto
oleh Ardyan M. Erlangga
Tiga anak muda Timor Leste 23 tahun lalu menggalang demonstrasi nekat di Dresden, Jerman. Aksi mereka memicu kehebohan di Indonesia, sekaligus menjadi penanda senjakala rezim Orde Baru. Satu demonstran mengisahkan ulang momen itu kepada VICE.
Apa yang biasanya dilakukan seseorang saat tinggal berjarak dua langkah dari sosok yang begitu dibenci? Mendelik saja, memaki, atau bahkan sekalian menggebuk kepalanya? Luciano ‘Romano’ Valentim Conceixao memilih yang terakhir. Sikapnya emosional. ... baca semuanya
(Deutsch) Watch Indonesia! – ein Land zwischen Traumstränden und Konflikten
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa Jerman
Presiden Menggebuk, Presiden Digebuk
Mojok, 28 Mei 2017
https://mojok.co/redaksi/komen/status/presiden-menggebuk-presiden-digebuk
Made Supriatma: Gebuk: Satu-satunya presiden Indonesia yang pernah kena gebuk adalah Soeharto. Ya, Soeharto si Jendral Besar bintang lima yang kehadirannya sekarang dirindukan di pantat-pantat truk itu.
Lho bukankah justru Soeharto yang presiden yang pernah menyerukan ‘gebuk’ yang saat ini ditiru oleh Jokowi itu? Iya. Itu terjadi sesudah dirinya sendiri kena gebuk.
Ceritanya begini.
Pada bulan April 1995, Soeharto berkunjung ke Jerman. Saat itu, negara ini sudah bersatu. Tidak ada lagi Jerman Barat ... baca semuanya
Posted on 23:46 in demokrasi, Sejarah & Tinjauan, Hak Asasi Manusia, Indonesia, Timor Leste, Timor Timur, Publikasi, Konflik Regional, Watch Indonesia! dalam Media