(Deutsch) Zwielichtige Geschäfte mit Suharto
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 04:47 in "Dalam sorotan", Ekonomi, Perburuhan & Korupsi, Indonesia, Publikasi
(Deutsch) Zwielichtige Geschäfte mit Suharto
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 04:47 in "Dalam sorotan", Ekonomi, Perburuhan & Korupsi, Indonesia, Publikasi
(Deutsch) Technik allein schützt nicht vor Tsunamis
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 09:27 in "Dalam sorotan", Bencana, Indonesia, Publikasi, Lingkungan Hidup & Klima
(Deutsch) Nicht auf Kosten anderer
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 12:47 in Indonesia, Publikasi, Hutan hujan, Lingkungan Hidup & Klima, Watch Indonesia! dalam Media
(Deutsch) WestLB im Goldrausch
maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 11:19 in Indonesia, Pertambangan, Publikasi, Lingkungan Hidup & Klima, Watch Indonesia! dalam Media
Meneropong Indonesia
Tempo Interaktif, 23 Juli 2006
Heri Susanto
Bertempat di lantai dasar sebuah apartemen kuno di Planufer Strasse, Berlin, kami bertujuh menonton sebuah film asal Timor Leste melalui laptop pada Kamis pekan lalu. Film itu berkisah mengenai kesaksian rakyat Timor Leste atas anarki yang terjadi seusai referendum di negeri tersebut. Konon pemerintah Indonesia melarang film ini diputar di Tanah Air.
Menonton film dengan ditemani kacang dan makanan kecil lainnya adalah salah satu ... baca semuanya
(Deutsch) Tsunami-Frühwarnsystem: Tücken der Technik
Maaf, halaman ini tidak ada dalam bahasa Indonesia.
Versi bahasa JermanPosted on 08:50 in "Dalam sorotan", Bencana, Indonesia, Publikasi, Lingkungan Hidup & Klima
Pemerintah Harus Dikritik
Media Indonesia, 10 Juni 2006
EMPAT hari lalu Pipit Rochijat Kartawidjaja telah kembali ke Jerman setelah berputar-putar di lndonesia membicarakan buku terbarunya nya, Negara bukanlah Pemerintah. Ia harus kembali ke Jerman, sebab sejak reunifikasi Jerman hingga saat ini, Pipit bekerja sebagai pegawai di lembaga Negara Bagian Bradenburg di Postdam, Jerman. Di samping itu, tentu saja Pipit ingin rnenyaksikan pertandingan akbar sepak bola Piala Dunia di negeri Hegel itu.
Sehari sebelum keberangkatannya ke Jerman, Media lndonesia sempat menemui Pipit di rumah adiknya di ... baca semuanya
Posted on 04:39 in demokrasi, Indonesia, Hukum & Tata Negara, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
Pemerintah Bukanlah Negara
Media Indonesia, 03 Juni 2006
DALAM sistem demokrasi, pemerintah merupakan pelayan masyarakat, bukan pelayan negara itu sendiri. Karena itu, tak ada alasan bagi pemerintah untuk memonopoli kehidupan masyarakat.
Pikiran ini memang bukan hal baru. Namun dalam acara diskusi publik dan peluncuran buku Pemerintah Bukanlah Negara karya Pipit Rochijat Kartawidjaya, pikiran semacam itu seolah menemukan kesegarannya kembali.
Dalam acara yang digelar di Jakarta Media Center, Jakarta, Kamis, (1/6), hadir praktisi Adnan Buyung Nasution dan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Kabinet Gotong ... baca semuanya
Posted on 04:28 in demokrasi, Indonesia, Hukum & Tata Negara, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
Membedakan Pemerintah dan Negara
Suara Pembaruan, 07 Mei 2006
Gedung Reichstag (parlemen) Jerman yang terletak di kota Berlin digunakan sejak tahun 1894 hingga tahun 1933. Menyusul penyatuan kembali Jerman, gedung ini digunakan lagi sebagai parlemen Jerman sejak tahun 1999 hingga sekarang. Di gedung inilah semua anggota parlemen bersidang untuk membuat kebijakan dan berbagai produk undang-undang Republik Federal Jerman.
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dengan tegas menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Pernyataan ini dioperasionalkan dalam UU Tentang Sistem Jaminan Sosial yang menyatakan ... baca semuanya
Posted on 14:35 in demokrasi, Indonesia, Hukum & Tata Negara, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media
Muhibah Tanpa Lampu Aladin
GATRA, 15 April 2006
Tujuh belas anggota Badan Kerja Sama Antar- ParlemenDPR-RI berkunjung ke Jerman. Meski menyedot biaya ratusan juta rupiah, tak ada target yang hasilnya bisa dilihat.
BEGITU keluar dari lambung putih burung besi Lufthansa, musim semi Frankfurt, Jerman, menyambut mereka, 26 Maret lalu. Hawa dingin menyergap 15 anggota dewan dan dua stafnya yang berbungkus jaket tebal. Betapa tidak, perbedaan suhu iklim tropis dengan iklim musim semi cukup ekstrem. Suhu musim semi lebih menusuk tulang daripada di ... baca semuanya
Posted on 15:07 in demokrasi, Ekonomi, Perburuhan & Korupsi, Indonesia, Hukum & Tata Negara, Publikasi, Watch Indonesia! dalam Media